BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Hermawan Kartajaya sebagai seorang Marketing
Icon of Indonesia, selalu mengatakan bahwa marketing itu intinya mencakup
sembilan elemen, yaitu: segmentasi, targeting, positioning, diferensiasi,
marketing mix, selling, brand, servis, dan terkhir proses. Hermawan menyebutnya
sebagai “nine core element of marketing”. Hermawan berpendapat bahwa suatu
produk, merk, ataupun perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing yang bagus
kalau mampu membangun keseimbangan elemen pemasaran tersebut secara baik.
Menurut Hermawan, untuk membangun
strategi yang kokoh, pertama-tama harus mampu melihat pasarnya secara kreatif
dan membagi-bagi pasar tersebut ke dalam segmen-segmen berdasarkan kondisi
psikografis-behaviour tertentu. Kemudian pilihlah salah satu atau beberapa
segmen tersebut yang akan dijadikan target pasar . setelah itu, Anda akan dapat
memisisikan produk, merk, dan perusahaan Anda di dalam benak target pasar
tersebut.
Hermawan selalu mengatakan bahwa
positioning adalah janji yang diberikan produk, merk, dan perusahaan kepada
pelanggannya untuk memenuhi janji tersebut maka harus dibangun diferensiasi
yang solid. Selanjutnya agar diferensiasi yang dibangun kokoh, maka perlu
adanya memback-up diferensiasi tersebut dengan marketing-mix (strategi produk,
harga, distribusi, dan promosi) yang kokoh. Setelah marketing-mix, maka
selanjutnya adalah menyusun strategi selling-nya dengan menciptakan hubungan
jangka panjang dengan pelanggan.
Semua langkah yang dilakukan terhadap
produk, kata Hermawan, sesungguhnya adalah bagian dari upaya untuk membangun
merk. Merk tidak hanya sekedar sebuah nama. Bukan juga sekedar sebuah logo atau
simbol. Merk adalah payung yang mempresentasikan produk atau layanan. Merk
merupakan cerminan value yang diberikan kepada pelanggan.
Selanjutnya adalah membangun konsep
servis. Apapun jenis bisnisnya semuanya adalah membangun bisnis servis ”every
business has to be a service business” dan pada akhirnya komponen terakhir dari
sembilan elemen pemasaran adalah proses.
Dari sembilan elemen tersebut penulis membatasi
satu saja yaitu elemen servis dengan asumsi bahwa perpustakaan berorientasi
pada layanan. Senada dengan hal tersebut
seperti yang dikatakan K. Soekarman dan
Zen Zulfikar bahwa perpustakaan sebagai layanan jasa, maka keberhasilan sebuah
perpustakaan sangat tergantung pula dari sistem dan pelaksanaan aspek
layanannya kepada para pembaca.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas,
maka rumusan masalah dalam hal ini adalah sebagai berikut.
1.
Siapa
Hermawan Kartajaya?
2.
Bagaimana
pemikiran Hermawan Kartajaya mengenai elemen servis?
3.
Bagaimana
penerapan elemen servis Hermawan Kartajaya di perpustakaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BIOGRAFI
Hermawan Kartajaya (lahir di Surabaya,
Jawa Timur,
18 November
1947; umur 64 tahun) adalah seorang pakar pemasaran
berkewarganegaraan Indonesia.
Sejak tahun 2002, ia
menjabat sebagai Presiden World Marketing
Association dan oleh The Chartered
Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggris
ia dinobatkan sebagai 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing.
Saat ini ia juga menjabat sebagai Presiden MarkPlus&Co, perusahaan konsultan
manajemen yang berbasis di Asia
yang dirintisnya sejak tahun 1990.
Ia juga aktif menulis buku-buku seputar dunia pemasaran. Kartajaya merupakan
orang Indonesia pertama yang memasuki ranah pemasaran internasional dengan
model yang ia buat sendiri. Ia adalah seroang yang unik kombinasi dari orang
yang memiliki pemikiran akan konsep bisnis yang strategis dalam bidang
marketing dan seorang praktisi. Hermawan yang juga founder dan President
MarkPlus itu selalu mengatakan bahwa jika ingin membangun brand yang kuat
perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan
sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki
implikasi jangka panjang.
B.
RIWAYAT PENDIDIKAN DAN KARIR
·
Ia
pernah mengenyam Pendidikan Tinggi di Teknik Elektro ITS, namun harus keluar karena
permasalahan ekonomi
·
Ia
menyelesaikan gelar sarjana di Universitas Udayana, Bali.
·
Ia
mendapatkan gelar master di University of Strathclyde Graduate
School of Business, Scotland
1995
·
Pada
1990 membentuk MarkPlus, perusahaan konsultan marketing di Surabaya, Indonesia.
·
Sejak
2002 Hermawan Kartajaya menjadi presiden dari World Marketing Association
·
Ia
also the one the few Asians who has been invited to give a speech in the American Marketing
Association (AMA) Educators Conference
·
Dinobatkan
sebagai 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing
C.
KARYA
Hermawan
Kartajaya telah menulis banyak buku, di antaranya adalah:
Buku
(Internasional)
·
Attracting
Investors: A Marketing Approach to Finding Funds For Your Business, with Philip
Kotler (Kellogg School of Management) and S. David Young (INSEAD), published by
John Wiley & Sons, New Jersey, 2004.
·
Rethinking
Marketing: Sustainable Market-ing Enterprise in Asia, with Philip Kotler
(Kellogg School of Management), Hooi Den Huan (Nanyang Business School) and
Sandra Liu (Purdue University), published by Prentice Hall Asia, 2002. This
book is launched at the University of Chicago Graduate Business School—Asian
Campus, Singapore, September 2002. Currently, this book is being used as second
textbook for Marketing Course at Nanyang Business School, Singapore. This book
has been translated into several languages.
·
Repositioning
Asia: From Bubble to Sustainable Economy, with Philip Kotler (Kellogg School of
Management) and wholly supported by Andersen Consulting Asia Pacific, published
by John Wiley & Sons, Singapore, 2000. This book was bestseller in Asia.
This book has been translated into several languages.
·
The
18 Guiding Principles of Marketing Company in
Warren J. Keegan (Pace University), Global Marketing Management, Prentice Hall,
New Jersey, 1999.
·
The
Strategic Marketing Plus 2000 Conceptual framework for Competitive Audit,
Strategy Formulation and Capability Enhancement in Warren J. Keegan (Pace University) and Mark C. Green (Simpson
College), Principles of Global Marketing, Prentice Hall, New Jersey, 1997.
Buku (Nasional)
·
Attracting
Tourist, Traders & Investors, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005.
·
4G
Marketing: A 90-Year Journey in Creating Everlasting Brands, diterbitkan oleh
MarkPlus&Co, Jakarta, 2005. This book is about journey of HM Sampoerna of
creating everlasting cigarette brands in Indonesia.
·
Aa
Gym: A Spiritual Marketer, diterbitkan oleh MarkPlus&Co, Jakarta, 2005.
·
Winning
the Mom Market in Indonesia, diterbitkan oleh MarkPlus&Co, Jakarta, 2005.
·
Marketing
in Venus Playbook Volume I, II, III, diterbitkan oleh MarkPlus&Co, Jakarta,
2005.
·
Marketing
in Venus: The Garuda Indonesia Story, diterbitkan oleh MarkPlus&Co,
Jakarta, 2005.
·
Metrosexuals
in Venus, diterbitkan oleh MarkPlus&Co, Jakarta, 2004.
·
Marketing
Yourself, diterbitkan oleh MarkPlus&Co, Jakarta, 2004.
·
Berbisnis
dengan Hati (Compassionate Marketing), with K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym),
published by MarkPlus&Co, Jakarta, 2004.
·
Positioning
Differentiation Brand, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2004.
·
On
Becoming a Customer-Centric Company, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2004. This book is a about the transformation of PT Pos
Indonesia of becoming the customer-centric company.
·
Hermawan
Kartajaya on Positioning, diterbitkan oleh Mizan Media Utama, Bandung, 2004.
·
Hermawan
Kartajaya on Differentiation, diterbitkan oleh Mizan Media Utama, Bandung,
2004.
·
Hermawan
Kartajaya on Brand, diterbitkan oleh Mizan Media Utama, Bandung, 2004.
·
Marketing
in Venus, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Media, Jakarta, 2003. This book
is a bestseller in Indonesia.
·
Hermawan
Kartajaya on Marketing, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2002.
·
MarkPlus
on Strategy, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
·
Marketing
Plus 2000, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
·
Bridging
the Network Company, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
This book is about on the transformation of PT Pos Indonesia of becoming the
network company.
·
Kiat
Memenangkan Persaingan di Era Krisis (Winning in the Era of Crisis),
diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.
·
Siasat
Bisnis: Menang dan Bertahan di Abad Asia Pasifik (Business Strategy: Winning
and Sustaining in Asia Pacific), diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama in
cooperation with Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 1997.
·
Seri
36 Kasus Pemasaran Asli Indonesia: Rangkaian Strategi, Siasat, dan Taktik Jitu
(Series of 36 Indonesia Business Cases: Strategy and Tactic), with Dyah Hasto
Palupi, diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo, Jakarta. This series consist
of 2 books.
·
Marketing
Plus Series, diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. This series
consist of 5 books.
·
On
Becoming a Customer-centric Company
·
Marketing
in Venus
·
Hermawan
on Marketing
·
Rethinking
Marketing
·
Sustainable
Marketing Enterprise in Asia
D.
JURNAL
·
Guest
Editor, with Philip Kotler (Kellogg School of Management) and Karthik Siva
(Global Brand Forum), Nanyang Business Review, Special Global Brand Forum
edition 2004.
·
Guest
Editor, with Philip Kotler (Kellogg School of Management), Nanyang Business
Review, Vol. 2 No. 1, January-June 2003.
·
Only
the Sustainable Succeed: Lessons from Asian Survivors, Nanyang Business Review, Vol. 1 No. 1 January-June 2002, with
Philip Kotler (Kellogg School of Management).
·
Consumer
Behavior in the Economic Crisis and Its Implication for Marketing Strategy, Kelola Gadjah Mada University Business Review, No.18/VII/1998.
·
Marketing
Audit: Based on Strategic Marketing Plus 2000,
Kelola Gadjah Mada University Business Review, No.9/IV/1995.
E.
KELEBIHAN HERMAWAN KARTAJAYA
Berikut beberapa kelebihan Hermawan
Kartajaya adalah:
1.
Hermawan
selalu berbicara dengan gaya ceplas-ceplos, lancar, dan mengalir. Sehingga
kata-katanya mudah dipahami orang lain bahkan yang tidak tahu marketing sama
sekali. Ini bisa dibuktikan dengan buku-buku marketing karangan beliau
menggunakan bahasa yang tidak njlimet dan mudah dipahami.
2.
Hermawan
Katajaya selalu berfikir inovatif dan jauh ke depan “yang penting, future,
bukan past” sehingga beliau setiap tahun mencanangkan beberapa target prestasi yang
harus diraih, seperti “Tahun 2010 harus juara ASEAN, Tahun 2015 Juara Asia,
Tahun 2020 juara dunia”. Menetapkan visi dan cita-cita setinggi mungkin
dimaksudkan Hermawan untuk memotivasi diri dan memacu adrenalin, agar semua
impian itu bisa dijangkau.
3.
Hermawan
Kartajaya adalah seseorang yang fokus, dimanapun dan kapanpun beliau bicara
selalu tentang marketing, dan banyak hal selalu beliau kaitkan dengan
marketing.
4.
Hermawan
Kartajaya adalah seorang guru atau jiwanya guru. Ini dibuktikan dengan kata-katanya
“Teaching itu kan giving inspiration kepad orang lain supaya wong-wong iku iso
change himself, supaya uripe lebih ciamik.”. beliau seorang guru walaupun tidak
mengajar di depan kelas.
5.
Aktif
menulis buku-buku seputar dunia bisnis dan pemasaran Indonesia dan
Internasional. Hermawan juga merupakan kolumnis tetap majalah SWA, GATRA, dan
Harian Bisnis Indonesia. Kreativitasnya didapat dari beberapa kegiatan yaitu
travelling, joking, dan showering atau jalan-jalan, bercanda, mandi.
F.
PEMIKIRAN
Hermawan Kartajaya, Marketing Icon of
Indonesia, selalu mengatakan bahwa marketing itu intinya mencakup sembilan
elemen, yaitu: segmentasi, targeting, positioning, diferensiasi, marketing
mix, selling, brand, servis, dan proses. Beliau menyebutnya sebagai “nine
core element of marketing”. Hermawan berpendapat bahwa suatu produk, merk,
ataupun perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing yang bagus jika mampu
membangun keseimbangan elemen pemasaran tersebut secara baik.
Influentials adalah orang yang
bisa atau memiliki jawaban atas masalah yang mereka hadapi. Orang yang punya
solusi terhadap permasalahan tersebut. Disinilah servis memainkan peran yang
sangat penting. Servis yang tepat kepada mereka, tentu akan membuat mereka
menjadi pelanggan yang akan merekomendasikan produk Anda. Inilah yang disebut advocate
customer. Perusahaan mengartikan servis secara sederhana, servis hanya
dianggap sebatas layanan prajual, pascajual, atau layanan selama jual, dan
tugas servis selesai.
Servis merupakan jiwa diri suatu
perusahaan. Servis adalah sikap untuk bertahan dan memenangkan persaingan di
masa depan. Dan perusahaan Anda harus menjadi sebuah service business.
Definisi kenapa perusahaan harus menjadi
sebuah servise business:
a.
Servis
adalah solusi. Agar bisa menjadi service business, perusahaan Anda harus
dapat memberikan solusi yang nyata bagi kebutuhan pelanggan. Kadang pelanggan
tidak selalu menunjukkan apa yang dibutuhkan. Perusahaan Andalah yang harus
sensitif mendeteksi apa kebutuhan dan permasalahan pelanggan. Dengan begitu
servis dapat menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Contoh: produk
Rexona Pro Balance (menghilangkan bau badan dan iritasi kulit)
b.
Servis
sebagai value enhacer perusahaan, yaitu sebuah nilai yang harus
diberikan terus-menerus kepada pelanggan. Contoh: Qantas Airlines
c.
Servis
sebagai memorable experience. Bern Schmitt, dalam bukunya yang berjudul The
Experiential Marketing, menjelaskan bagaimana cara menciptakan sebuah
pengalaman yang tak terlupakan pada servis yang kita tawarkan. Pengalaman yang
tidak terlupakan itu adalah nilai yang berupa emotional benefit (manfaat
emosional) yang kita tawarkan kepada konsumen. Contoh: Singapore Airlines
d.
Servis
adalah suatu value-added. Maksudnya, suatu servis yang mampu memberikan
kepuasan kepada konsumen. Contoh: Pro XL
Kalau Anda berhasil menerapkan empat
konsep servis tersebut ke dalam aktivitas perusahaan, nilai-nilai yang didapat
oleh pelanggan Anda akan sangat besar. Alhasil, brand dan positioning
perusahaan Anda akan sangat kuat di benak pelanggan.
G.
DALAM KONTEKS PERPUSTAKAAN
Dalam
perannya menyediakan dan melayankan segala informasi, perpustakaan menghadapi
berbagai kategori informasi atau produk yang dihasilkan untuk dilayankan kepada
pemakai perpustakaan. Kalau kita pisahkan, akan terdapat jasa layanan inti
(seperti peminjaman, pengembalian, perpanjangan, referensi, dsb.) dan jasa
layanan pelengkap, yang kedua jasa layanan tersebut memiliki kesamaan. Adapun
jasa pelengkap itu antara lain, adalah sebagai berikut.
1.
Informasi,
misalnya tentang arah ke loket peminjaman, jam buka perpustakaan, kondisi
statistik koleksi perpustakaan, denda, pembayaran bebas pustaka, dan
sebagainya.
2.
Konsultasi,
seperti pemberian saran atau konsultasi penelusuran informasi, konsultasi
manajemen perpustakaan, dan sebagainya.
3.
Order
taking, yang meliputi aplikasi atau
pendaftaran keanggotaanpada jasa pelayanan.
4.
Hospitality, yaitu penyambutan. Bagaimana dengan kondisi toilet dan kamar
mandinya, fasilitas tempat koran dan majalah serta informasi yang alin seperti
keamanan di perpustakaan.
5.
Caretaking, yaitu perhatian dan perlindungan barang milik pemakai
perpustakaan yang dibawa (motor, titipan tas, dan barang berharga), dan
kebersihan ruangan.
6.
Exceptions, yang meliputi permintaan khusus sebelum menyampaikan produk jasa,
mengenai komplain, saran dan pujian pengguna, pemecahan masalah, dan
kesulitan-kesulitan yang timbul berkaitan dengan masalah staf perpustakaan.
7.
Biling, yakni laporan rekening periodik atau laporan keuangan secara
berkala dan teratur sehingga laporan keuangan menjadi transparan.
8.
Pembayaran,
yaitu menyangkut masalah pembayaran yang berkaitan dengan pemakai perpustakaan,
control, serta verifikasi.
Dalam memberikan strategi kepuasan pemustaka
perpustakaan, terdapat tiga kunci utama berikut.
a.
Kemampuan
memahami kebutuhan dan keinginan pemakai serta memahami tipe-tipe pemakai
perpustakaan.
b.
Pengembangan
database yang lebih akurat, termasuk data kebutuhan dan keinginan setiap segmen
pemakai dan perubahan kondisi.
c.
Pemanfaatan
informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka
strategis.
Adapun
tipe-tipe pelanggan menurut tangga loyalitas adalah sebagai berikut.
a.
Prospek/prospect,
yaitu orang-orang yang mengenal bisnis jasa suatu perpustakaan, tetapi belum
pernah masuk ke perpustakaan serta belum memanfaatkan dan mebeli jasa
perpustakaan.
b.
Pembelanja/shoppe,
yaitu prospek yang telah yakin untuk mengunjungi perpustakaan tersebut, paling
tidak satu kali.
c.
Pelanggan/customer,
yaitu orang yang mebeli produk atau jasa perpustakaan.
d.
Klien/client,
yaitu orang yang secara rutin memanfaatkan jasa perpustakaan.
e.
Penganur/advocate,
yaitu pemakai yang sedemikian puasnya dengan produk atau jasa perpustakaan
sehingga akan menceritakan kepada siapapun tentang betapa memuaskannya produk
atau jasa perpustakaan tersebut.
Berikut dipaparkan beberapa strategi
untuk memuaskan pemakai perpustakaan.
a.
Strategi
pemasaran yang berupa relationship marketing, yaitu strategi dimana
transaksi pertukaran petugas dengan pemakai perpustakaan berkelanjutan; dalam
arti, tidak berakhir setelah transaksi jasa selesai. Selain itu juga mampu
menjalin suatu kemitraan dengan pemakai perpustakaan secara terus menerus yang
kemudian menimbulkan kesetiaan pemakai
perpustakaan sehingga akan terjadi bisnis ulangan (repeat business).
Relationship
marketing dapat diimplementasikan dengan cara
membentuk customer database, yaitu daftar nama pemakai perustakaan yang dalam
hubungan jangka panjang dianggap perlu dibina. Cara lain yang dapat ditempuh
adalah dengan melakukan frequency marketing, yaitu usaha untuk
mengidentifikasi, memelihara, dan meningkatkan hasil pemakai terbaik melalui
hubungan jangka panjang yang interaktif dan bernilai tambah.
b.
Strategi
superior customer service, yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik
daripada pesaing. Biasanya, pemakai perpustakaan mendapatkan manfaat besar dari
pelayanan superior tersebut. Layanan CAS dan SDI, misalnya, dengan dana yang
besar, pemakai dapat memperoleh foto kopi dari sutu informasi yang current dan
terseleksi.
c.
Strategi
yang berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan pelanggan yang akan menjadi
sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk jasa dan kinerja perpustakaan.
d.
Strategi
penanganan keluhan yang efisien dengan cara menyelesaikan penanganan keluhan
secara baik sehingga pemakai perpustakaan menjadi puas.
e.
Strategi
peningkatan kinerja perpustakaan.
Di sisi lain, kepuasan selalu berhadapan
dengan masalah keluhan. Selalu saja masih terdapat keluhan terhadap pemakai
perpustakaan walaupun pustakawan sudah semaksimal mungkin memberi pertolongan
penyediaan informasi. Cara yang dapat digunakan untuk menangani keluhan adalah
sebagai berikut.
a.
Empati
terhadap pelanggan yang marah
Dalam menghadapi pemakai perpustakaan
yang sedang marah atau kesal, kita perlu bersikap empati dengan mendengarkan
keluhan mereka dan berusaha memahami situasi yang dirasakan oleh pemakai
tersebut.
b.
Kecepatan
dalam menangani keluhan
Keluhan dapat ditangani dengan cepat
sehingga keluhan pemakai perpustakaan akan reda. Apabila kita menangani keluhan
pemakai dengan cepat, besar kemungkinan pemakai tersebut akan puas dan akan
kembali ke perpustakaan.
c.
Kewajaran
atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan.
Perpustakaan harus memperhatikan aspek
kewajaran dalam hal biaya dan kinerja jangka panjang sehingga diharapkan akan
terjadi situasi win-win solution (perpustakaan dan pemakai sama-sama
diuntungkan).
d.
Kemudahan
bagi konsumen untuk menghubungi perpustakaan
Aspek kemudahan menjadi sangat penting
bagi pemakai untuk menyampaikan komentar, saran, kritis, pertanyaan, dan
keluhannya. Metode komunikasi diharapkan menjadi metode yang mudah dan tidak
mahal. Realisasi dari kemudahan komunikasi tersebut, antara lain tersedianya
e-mail dan homepage di world wide web, chat pada yahoo messenger, facebook,
twitter.
H.
PRO KONTRA TERHADAP HERMAWAN KARTAJAYA
a.
Pro
terhadap Hermawan Kartajaya
· Philip Kotler (Professor of Internasional Marketing Kellogg School
of Management, USA) berpendapat bahwa “Hermawan Kartajaya adalah ikon marketing
Indonesia!”
· Prof. Warren J. Kegan (Professor of Marketing and Internasional
Business Pace University, USA) berpendapat bahwa “Hermawan Kartajaya adalah
marketing man dengan bakat luar biasa dalam memetakan dunia gagasan dan konsep.
Dia memiliki kemampuan langka untuk menyederhanakan kompleksitas tanpa
kehilangan esensi yang penting dan bermakna”
· Al Ries (penulis Positioning) berpendapat bahwa “posisi Hermawan Kartajaya di dunia
marketing sungguh unik. Dia merupakan kombinasi langka antara pemikiran Barat,
hati Asia, dan jiwa Indonesia. Setiap perusahaan harus menyimak
nasihat-nasihatnya.”
b.
Kontra
terhadap Hermawan Kartajaya
Kontroversi terhadap Hermawan
Kartajaya muncul pada awal-awal karier beliau sebagai konsultan. Dimana profesi
konsultan belum banyak dikenal di Surabaya bahkan di Indonesia umumnya,
Hermanwan kerap mendapat cibiran karena dianggap hanya menjual omongan, hanya
mampu bicara, tapi belum tentu mampu mengelola perusahaan. Mendapat pandangan
negatif seperti itu, Hermawan berujar, “Salah pendapat seperti itu. Saya ini
mengajar, memberi inspirasi. Karena jualan saya abstrak, ya, gak kelihatan.
Sama salahnya dengan pendapat bahwa pengusaha itu jahat, suka menipu, “
tegasnya. “Saya tetap guru dan tidak pernah berubah. Marketing itu membuat
sebuah produk (barang atau jasa) selalu dibutuhkan. Customer butuh terus,
tambahnya.
I.
ANALISIS
Hasil analisis penulis, dari hasil
pemikiran Hermawan Kartajaya tentang elemen marketing servis, sangatlah tepat
jika diterapkan di perpustakaan. Dimulai dari
1.
Hermawan
yang mengambil istilah influentials, dimana seseorang menjadi rujukan.
Ini sangat pas diaplikasikan pada pustakawan, karena salah satu tugas
pustakawan adalah menjadi rujukan atas kebutuhan-kebutuhan pemustakanya.
2.
advocate
customer, seseorang yang merekomendasikan.
Ketika pemustaka puas terhadap layanan yang diberikan perpustakaan maka
pemustaka akan merekomendasikan layanan tersebut kepada orang lain dan ini
berdampak baik terhadap perpustakaan itu sendiri.
3.
Empat
definisi service business bukan barang baru di perpustakaan, empat
definisi tersebut sudah menjadi fungsi perpustakaan akan tetapi implementasi di
lapangan belum sempurna, dan apabila ke-empat definisi ini benar-benar
diterapkan di perpustakaan maka perpustakaan akan menjadi perpustakaan yang
profesional.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hermawan Kartajaya adalah pakar pemasaran
berkewarganegaraan Indonesia yang sudah mendunia. Kemahirannya menyederhanakan
teori-teori pemasaran menjadi contoh yang mudah untuk dimengerti baik
orang-orang yang menekuni bidang marketing atau pun tidak. Kartajaya merupakan
orang Indonesia pertama yang memasuki ranah pemasaran internasional dengan
model yang ia buat sendiri. Ia adalah seorang yang unik kombinasi dari orang
yang memiliki pemikiran akan konsep bisnis yang strategis dalam bidang
marketing dan seorang praktisi.
Pemikirannya dalam konsep marketing di
buku “Hermawan Kartajaya on Servis Seri 9 Elemen Marketing” memberikan warna
baru dalam dunia marketing dan lebih dalam lagi dapat diaplikasikan di
perpustakaan.
Daftar Pustaka
Aldo Sianturi,
Hermawan Kaartajaya saja Berubah dalam http://aldosianturi.com/hermawan-kartajaya-saja-berubah/
diunduh pada tanggal 21 Januari 2013 pukul 21.00 WIB.
Hermawan
Kartajaya, Hermawan Kartajaya on Segmentation Seri 9 Elemen Marketing,
Bandung: Mizan, 2006.
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya on Servis Seri 9 Elemen
Marketing, Bandung: Mizan, 2006.
Hermawan
Kartajaya, My Name Is Tan! (and I am
Proud to be Indonesian) dalam http://growthecharacter.blogspot.com/
diunduh pada tanggal 21 Januari 2013 pukul 20.20 WIB.
Lambertus,
Hermawan Kartajaya Guru Marketing dalam http://hurek.blogspot.com/2008/04/hermawan-kartajaya-guru-marketing.html
diunduh pada tanggal 21 Januari 2013 pukul 20.00 WIB.
Redaksi,
Hermawan Kartajaya Guru Pemasar Kelas Dunia dalam http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/3751-guru-pemasaran-kelas-dunia
diunduh pada tanggal 21 Januari 2013 pukul 20.15 WIB.
Usi Usmara, 2008, Pemikiran Kreatif Pemasaran, Yogyakarta:
Amara Books.
Syihabuddin
Qalyubi, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta:
Jurusan IPI, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikomentari>>>