REVIEW FOUNDATIONS OF LIBRARY AND INFORMATION SCIENCE RICHARD E.
RUBIN
Librarianship: An evolving
Profession
Kepustakawanan: Profesi yang
berkembang
Informasi tidak mengatur dirinya
sendiri, perintah harus diberikan pustakawan dan ahli teknologi informasi
melakukan pelayanan terhadap informasi tersebut. Meskipun sebagian fungsi
tersebut dilakukan dengan sistem klasifikasi dan kosakata terkontrol. Tugas
dari perpustakaan adalah menerapkan sistem pengorganisasian tersebut sehingga
kebutuhan akan informasi terpenuhi.
Peran pustakawan masa depan adalah
mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan individu, memastikan bahwa sistem dan
jasa secara efektif dirancang untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Pustakawan
masa depan akan menjadi penilai-kebutuhan informasi, evaluator informasi,
perencana informasi, manajer layanan informasi, dan instruktur informasi.
Seseorang mungkin berpendapat bahwa ini akan menjadi peran pustakawan sepanjang
sejarah mereka, tetapi jelas bahwa tantangan dan luasnya tanggung jawab mereka
telah tumbuh dengan pesat. Jika mereka mampu beradabtasi dengan lingkungan
baru, informasi baru, mereka mungkin akan menjadi kontributor penting untuk
mengendalikan informasi yang berkembang. Ini merupakan prospek yang menarik
tetapi ada hambatan. Pergeseran informasi melalui teknologi informasi mungkin
memiliki konsekuensi negatif pada profesi. Dalam teknologi informasi yang
memfokuskan pada aktivitas pustakawan pada teknik untuk mengakses
informasi-penekanannya pada lokasi informasi yang spesifik atau sitasi. Ini
adalah peran yang pas dan nyaman dalam masyarakat yang melihat informasi
sebagai komoditas, peran yang dapat dimanfaatkan dengan baik bagi yang tahu
nilai informasi dan dapat menggunakannya sebagai keuntungan, seperti contoh;
karakter teknis pengetahuan yang dibutuhakn untuk mengakses informasi dan nilai
pengetahuan yang dapat diakses cenderung menaikkan status pustakawan. Sejauh
ini pustakawan dianggap memiliki keahlian khusus untuk menemukan pengetahuan
yang dibutuhkan. Namun pustakawan
tergesa-gesa dalam memanfaatkan tren ini tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Estabrook
(1981) telah memperingatkan bahwa tren ini akan berumur pendek, seperti dengan
modal besar mengenali potensi kontrol informasi dan sesuai pasar informasi itu
sendiri. Prediksi ini dimulai dengan masuknya organisasi telekomunikasi besar
menjadi tempat pasar informasi. Mungkin bahkan lebih penting lagi, penekanan
pada elektronik pada akes pustakawan menjadi lebih unggul dan mengabaikan
kewajiban lainnya. Temuan potongan informasi selalu menjadi bagian dari peran
pustakawan, namun peran ini tradisional mencakup peran atau tujuan yang lebih
besar, yang humanistik dan nilai-nilai demikratis kepustakawanan tradisional,
tradisi membantu orang atau memberikan pendidikan. Penyediaan informasi hanya
menjadi salah satu bagian dari fungsi ini. Nilai-nilai kemanusiaan di
kepustakawanan yang disebut sebagai ‘motivasi budaya” kepustakawanan oleh
Butler (1951). Motivasi ini adalah “promosi kebijaksanaan dalam individu dan
dalam masyarakat. Pustakawan adalah untuk mendorong pemahaman dan penilaian
dalam masyarakat. Dari prespektif ini, pustakawan adalah pendidik, individu
yang memperkaya kehidupan pengguna perpustakaan melalui saran dan bimbingan.
Mereka mendorong cinta membaca, memberikan stimulasi intelektual, membawa merek
mengenal perpustakaan, memberi instruksi kepada pengguna perpustakaan agar
terus tumbuh dan berkembang inteletualnya, dan memberikan hiburan. Hal ini
bukan kompetensi dasar yang didapat dari adanya teknologi melainkan pelayanan
kepada masyarakat. Yang membuat peran ini menarik adalah bukan hanya memuaskan
kebutuhan informasi tetapi peduli dengan orang-orang, memecahkan masalah
manusia dan membuat kehidupan jadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikomentari>>>