Senin, 11 Maret 2013

REVIEW FOUNDATIONS OF LIBRARY AND INFORMATION SCIENCE RICHARD E. RUBIN



REVIEW FOUNDATIONS OF LIBRARY AND INFORMATION SCIENCE RICHARD E. RUBIN
Librarianship: An evolving Profession
Kepustakawanan: Profesi yang berkembang
Informasi tidak mengatur dirinya sendiri, perintah harus diberikan pustakawan dan ahli teknologi informasi melakukan pelayanan terhadap informasi tersebut. Meskipun sebagian fungsi tersebut dilakukan dengan sistem klasifikasi dan kosakata terkontrol. Tugas dari perpustakaan adalah menerapkan sistem pengorganisasian tersebut sehingga kebutuhan akan informasi terpenuhi.
Peran pustakawan masa depan adalah mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan individu, memastikan bahwa sistem dan jasa secara efektif dirancang untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Pustakawan masa depan akan menjadi penilai-kebutuhan informasi, evaluator informasi, perencana informasi, manajer layanan informasi, dan instruktur informasi. Seseorang mungkin berpendapat bahwa ini akan menjadi peran pustakawan sepanjang sejarah mereka, tetapi jelas bahwa tantangan dan luasnya tanggung jawab mereka telah tumbuh dengan pesat. Jika mereka mampu beradabtasi dengan lingkungan baru, informasi baru, mereka mungkin akan menjadi kontributor penting untuk mengendalikan informasi yang berkembang. Ini merupakan prospek yang menarik tetapi ada hambatan. Pergeseran informasi melalui teknologi informasi mungkin memiliki konsekuensi negatif pada profesi. Dalam teknologi informasi yang memfokuskan pada aktivitas pustakawan pada teknik untuk mengakses informasi-penekanannya pada lokasi informasi yang spesifik atau sitasi. Ini adalah peran yang pas dan nyaman dalam masyarakat yang melihat informasi sebagai komoditas, peran yang dapat dimanfaatkan dengan baik bagi yang tahu nilai informasi dan dapat menggunakannya sebagai keuntungan, seperti contoh; karakter teknis pengetahuan yang dibutuhakn untuk mengakses informasi dan nilai pengetahuan yang dapat diakses cenderung menaikkan status pustakawan. Sejauh ini pustakawan dianggap memiliki keahlian khusus untuk menemukan pengetahuan yang dibutuhkan.  Namun pustakawan tergesa-gesa dalam memanfaatkan tren ini tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Estabrook (1981) telah memperingatkan bahwa tren ini akan berumur pendek, seperti dengan modal besar mengenali potensi kontrol informasi dan sesuai pasar informasi itu sendiri. Prediksi ini dimulai dengan masuknya organisasi telekomunikasi besar menjadi tempat pasar informasi. Mungkin bahkan lebih penting lagi, penekanan pada elektronik pada akes pustakawan menjadi lebih unggul dan mengabaikan kewajiban lainnya. Temuan potongan informasi selalu menjadi bagian dari peran pustakawan, namun peran ini tradisional mencakup peran atau tujuan yang lebih besar, yang humanistik dan nilai-nilai demikratis kepustakawanan tradisional, tradisi membantu orang atau memberikan pendidikan. Penyediaan informasi hanya menjadi salah satu bagian dari fungsi ini. Nilai-nilai kemanusiaan di kepustakawanan yang disebut sebagai ‘motivasi budaya” kepustakawanan oleh Butler (1951). Motivasi ini adalah “promosi kebijaksanaan dalam individu dan dalam masyarakat. Pustakawan adalah untuk mendorong pemahaman dan penilaian dalam masyarakat. Dari prespektif ini, pustakawan adalah pendidik, individu yang memperkaya kehidupan pengguna perpustakaan melalui saran dan bimbingan. Mereka mendorong cinta membaca, memberikan stimulasi intelektual, membawa merek mengenal perpustakaan, memberi instruksi kepada pengguna perpustakaan agar terus tumbuh dan berkembang inteletualnya, dan memberikan hiburan. Hal ini bukan kompetensi dasar yang didapat dari adanya teknologi melainkan pelayanan kepada masyarakat. Yang membuat peran ini menarik adalah bukan hanya memuaskan kebutuhan informasi tetapi peduli dengan orang-orang, memecahkan masalah manusia dan membuat kehidupan jadi lebih baik.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo dikomentari>>>